Entri Populer

Visitor

My Blog List

Nasheed

Wavy Tail
Unknown On Jumat, 28 Desember 2018

Tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA, saat saya, keluarga dan sebagian besar masyarakat Sulawesi Tengah, merasakan bencana besar yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, Seperti tidak percaya hal ini terjadi kepada kami. Saat itu yang kami rasakan adalah takut, melihat apa yang terjadi disekita kami, semua orang berteriak, "Allahu Akbar", "Lailahaillah", "Subhanallah", "Ampunilah kami ya Allah" kata-kata dzikir yang terlontarkan dari mulut-mulut kaum muslimin saat itu. Semua berdzikir menyebut nama-Nya, seolah-olah kami akan mati saat itu.

Jarak rumah  yang lumayan jauh dari beberapa pusat kerusakan di kota Palu, membuat kami merasa bahwa ini hanyalah gempa yang besar, tanpa tsunami dan hal-hal buruk lainnya. malam itu semua masyarakat yang merasakan goncangan itu, memilih untuk tidur di luar rumah, dengan beralaskan karpet dan beberapa selimut serta beratapkan langit. Bahkan, orang-orang yang memiliki rumah mewah tempat tidur yang empuk dan dilengkapi AC, memilih untuk tidur diluar rumah.

Malam itu, suasana masih mencekam, lampu yang padam sejak saat terjadinya gempa yang kuat itu, melengkapi kesunyian kami, dan gempa susulan yang selalu terasa dan disertai dengan suara gemuru dari dalam tanah, seolah-olah tempat kami berpijak akan amblas kedalam. tidak ada yang mampu untuk tidur malam itu, karena setiap kali kami mencoba untuk tidur, bumi mulai bergoncang kembali. Seorang anak tetangga yang baru saja tiba di posko pengungsian kami, mengatakan bahwa iya baru saja membantu para TNI untuk mengevakuasi mayat-mayat korban tsunami. keterangan pemuda itu membuat kami semakin risau, ada apa dengan kota Palu.

Sehari setelah gempa itu terjadi, kami baru tahu, ternyata kampung Petobo hilang, semua berpindah, rumah-rumah terkena lumpur. Hari itu juga, kami tahu bahwa kakak Ipar dan keponakan saya menjadi korban di Balaroa. Innalillahi Wa Innaillaihi Raji'un, jika menjelaskan semua apa yang terjadi saat itu, mungkin saya tak akan sanggup untuk mengetiknya, biarkan ini selalu ada dalam memori ingatan kami, menjadi alarm untuk kami agar selalu dekat dengan Allah Subhana Wa Ta'ala.

hari ini tepat 3 bulan kejadian itu, namun hal itu, masih hangat untuk diperbincangkan. Lalu apa hikmah yang dapat kita ambil dari kejadian luar biasa ini???

Yang pertama Allah ingin membuktika kepada kita, bahwa kita ini adalah makhluk yang lemah. Saat itu, manusia merasa tidak ada apa-apanya, semua memohon dan meminta pertolongan kepada Allah Subhana Wa Ta'ala, karena mereka tahu Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu, bahwa bumi yang kita pijak ini pun diatas kendali-Nya, yang kapan saja Ia perintahkan untuk bergoncang dan hancur maka bumi pun mematuhi-Nya, dan mengetahui Allah adalah tempat kebali kita, Allah yang mematika kita, dan Allah pula lah yang akan membangkitkan kita. Karena manusia tahu mereka lemah mereka meminta pertolongan hanya kepada Allah, Allah berfirman dalam kitab-Nya yang Artinya " ..... Karena manusia diciptakan (bersifat) lemah" QS. An-Nisa' ayat 28.

yang kedua hikmah yang dapat diambil dari kejadian itu adalah Allah ingin membuat kita takut hanya kepada-Nya, Allah berfirman dalam Al-Qur'an surah Al-Isra' ayat 60 "Dan (ingatlah) ketika kami wahyukan kepadamu, "Sungguh, (Ilmu) Tuhanmu meliputi seluruh manusia." dan kami tidak menjadikan mimpi yang telah kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam Al-Qur'an. Dan kami menakut-nakuti mereka,......" Ayat Al-Qur'an turun untuk memperingatkan kita, menakut-nakuti kita bahwa siksa Allah maha dasyat, membuat kita untuk selalu mendekatkan diri kita hanya kepada-Nya. Manusia yang penuh dengan dosa ini, terlalu banyak melakukan maksiat, saking seringnya terkadang tak kalah kita berbuat dosa, kita merasa biasa-biasa saja, tak kalah kita meninggalkan shalat, kita juga tidak merasa bersalah dengan hal itu, tak kalah ustadz / ustadzah memberikan ceramah tentang Syurga dan Neraka kita tidak pernah sadar, karena seringnya kita berinteraksi dengan maksiat itu maka mengurangi kepekaan kita, mengetahui bahwa apa yang kita lakukan  adalah dosa. Hari itu, Allah membuktikan kepada kita, apa pun bisa terjadi atas kehendaknya. Terkadang, nanti Allah tunjukan kekuasaannnya baru kita akan sadar, baru kita akan bertaubat, baru kita akan bersungguh-sungguh beribadah kepada-Nya.

Hikmah yang ketiga yang dapat diambil adalah Allah membuktikan kepada kita bahwa dunia ini tidak ada apa-apanya. Harta yang kita telah mengorbankan diri kita, waktu kita, dan tidak jarang kita mengorbankan agama kita untuknya, namun ia tidak bisa menolong kita saat itu, para pejabat yang memiliki rumah mewah, tempat tidur nyama, fasilitas rumah lengkap, memilih untuk meninggalkannya, banyak rumah-rumah mewah hancur, mobil-mobil yang mahal terbawa tsunami, bahkan uang miliyaran tidak ada artinya.

3 hikmah ini lah, yang bisa kita ambil dari kejadian itu, yang bisa menyadarkan kita, bahwa sesungguhnya  Allah maha kuasa atas segala sesuatu, dan Allah mencintai kita, karena Allah masih menegur kita untuk kembali kepada-Nya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Diberdayakan oleh Blogger.